Saturday, November 27, 2010

Fenomena Model Plus-plus (Lady Escort) Yang Lagi Panas dan buka baju telanjang sexy

Cantik, sexi, populer.., dan banyak duit. Itulah barang kali gambaran mereka yang biasa melenggang di atas cat walk dengan balutan busana bagus dan mahal hasil rancangan diesainer- desainer handal. Tak jarang pula gambar mereka nampang di majalah, papan reklame dan bahkan website, dengan berbagai ekspresi.
Semuanya mempertontokan kemolekan dan kesempurnaan seorang wanita.

Geliat malam dengan hentakan musik serta bermandikan dengan sorotan lampu nan erotis, mengiringi gemulai lekuk tubuh mereka. Bagai magnet sosok kaum model, memang selalu menarik peratian. Tak jarang semua wanita menginginkan mempuyai bentuk tubuh, wajah yang cantik serta kepopularitasan yang mereka sandang.


Tapi dibalik gemerlap dan kesempurnaan yang melekat, muncul fenomena model plus- plus. Model yang sekaligus berfungsi sebagai penyedia jasa layanan esek- esek. Beberapa agency juga menuturkan pengalaman mereka yang mendapati dengan mata kepala sendiri akan fenomena ini. Sebenarnya apa yang dicari oleh model plus- plus ini.. benarkah masih tak cukup pendapatan yang mereka terima sebagai model.., atau apakah ini adalah salah satu upaya untuk menuju puncak popularitas..?



Tulisan ini pernah di muat untuk program lensa edisi Putih abu abu plus . Ada banyak yang kami kurangi, dan juga kami mohon maaf tak bisa menyampaikan insert narasumber . yang pasti dengan banyak keterbatasan, akan bahasa visual dan bahasa cetak.
Nikmati saja…

Malam itu, Lensa mengunjungi sebuah tempat hiburan malam di salah satu sudut kota ini. Suasana khas dengan aroma alkohol yang menyengat turut mewarnai malam yang semakin larut itu. Semua wajah yang kami jumpai nampak mengisyaratkan keceriaan dan kebahagiaan. Entah sesaat,.. ataukah mereka memang benar- benar enjoy menikmati hentakan musik yang tersaji dari tangan seorang Disk joky.
 
Sementara di beberapa sudut yang lain, beberapa mata tertuju pada aksi fasion show yang menampilkan cewek- cewek seksi berbalut busana agak minim. Mereka melenggang di atas cat walk, dengan kepercayaan diri penuh. Senyum yang menggoda sesekali di tebarkan. Sudah pasti hal ini mengusik
adrenalin laki- laki yang memang sangat menikmati peragaan busana itu.

Ya.. cewek-cewek seksi ini adalah model yang biasa membawakan busana hasil racikan designer di kota ini.profesi yang menuntut kesempurnaan fisik dan juga psikis. Dan tak jarang di dambakan oleh kaum wanita kebanyakan. Muda, cantik, kaya dan yang pasti di kenal dan di kagumi banyak orang.
Tapi semudah itulah mereka menjadi model.. ?
Memang tak gampang menjadi seorang model. Wajah cantik dan tubuh seksi saja tak menjamin mencetaknya sebagai model yang populer serta kebanjiran order. Ada bebrapa syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh mereka yang biasa bermandikan blits kamera dan melenggang di atas cat walk itu.


Agung soedir, direktur utama colur model, sebuah agency yang telah lama berkibar di dunia modeling, sepakat jika model adalah racikan kesempurnaan
“ gak gampang jadi model.., mereka harus punya modal cukup… misalnya postur yang memenuhi stadart model, behavior mereka yang harus pas dengan iner beautynya.., trus yang gak kalah penting adalah attitude. “ begitu katanya berapi api

Atas nama profesionali itulah, model juga di tuntut untuk bisa tampil di mana saja dan kapan saja. Mereka juga harus siap menggunakan busana dan gerak yang telah di atur untuknya. Termasuk menggunakan busana minim dan dalam pose syur sekalipun. Tak heran jika atas nama profesional, mereka rela melakukan pose- pose menantang dan panas di beberapa media atau website.


“ ada emang.. model yang di tuntut seperti itu.., tergantung Produksi dan konrak yang harus dijalani. Jika model itu mau atas nama profesionalisme, mengapa tidak..” lanjut soedir.

Di indonesia sendiri menjamur, agency – agency yang siap menawarkan jasa modeling. Tak terkecuali di kota Malangi. Di agency ini anda bebas memilih model dengan segala macam karakter. Masing- masing agency menetapkan standart tersendri dalam kwalitas model yang di naunginya.

Sangat penting bagi model, untuk tergabung dalam agency karena selain membantu mereka mendapatkan job, para model juga bisa meningkatkan kualitas bakat yang ia miliki

. Semuanya berloba- lomba untuk meningkatkan standart model yang di milikinya,
Pose model salah satunya. Agency yang di pimpin langsung oleh ivan, salah satu designer terkemuka di kota ini, misalnya, menetapkan beberapa standart bagi para model yang tergabung dalam agencynya. Termasuk, kontrol terhadap sikap dan prilaku model, karena menjaga image pose model yang ia bawahi.

“ sebelum mereka menjadi model di agency ini.., saya memang menetapkan standart yang harus mereka penuhi..jadi gak sembarangan model boleh masuk di sini “

Model. Dintuntut untuk selalu tampil prima, dan sempurna. Itulah salah satu keharusan bagi sang model. Tuntutan ini juga terkadang mengkondisikan mereka pada gaya hiup moderen yang terkadang tak jauh dari dunia malam.

Meski tak merata- rata model kebanyakan, tak jarang, para model juga kerap menghabiskan waktunya di klub, atau tempat- tempat hiburan malam lainnya. Kebiasaan ini, adalah sebagai bentuk pergaulan, aktualisasi moderenitas, dan terkadang memang sebuah gaya hidup. Ya….,
Sebuah live style yang mebutuhkan dana tak sendikit. Bukan..?


“kalau yang kayak gitu tergantung modelnya ya.. mbak. Tapi emang nggak sedikit sih.. yang punya livestyle kayak gitu. Saya pikir wajar aja karena dunia mereka kan gak jauh dari glamour. Tapi sekali lagi itu tergantung dengan diri mereka masing- masing “ lanjut ivan.

Nining pribadyningthas, seorang psikolog lulusan universitas muhamadiyah malang mengatakan, fenomena model yang bsia dibawa ke tempat tidur bukanlah hal baru. Fenemoena ini sudah menyeruak di kota kecil ini.

“ ini adalah imbas dari kehidupan hedon.., saya pikir. Banyak faktor yang menyebabkan mereka memilih jalan pintas untuk menjual diri. Sebetulnya fenoemna pelacuran di tingkat model atau pelacuran kelas teri, dengan memungut pelacur di pinggir pinggir jalan, konteksnya tetep sama. Tetapi pada dunia model, barang kali lebih prestis. Tarifnya pun lebih mahal pasti.., dan konsumennya ada kebanggaan terendiri setelah meniduri model A atau moded B “




Ya.. terdorong dengan kemewahan dan gaya hidup yang menggiurkan, menggoda model yang konon tak kuat iman, untuk mendapatkan segala kilau dunia itu. dari sini munculah fenomena model plus- plus. Julukan untuk mereka yang juga berprofesi ganda sebagai penawar adrenalin pria- pria hidung belang.
Sebagai teman kencan dan.. berakir pada sensasi menebarkan di tempat tidur…
ivan, pimpinan pose model, mempunyai cerita khusus tentang hal itu…

“ saya pernah menggelar show bareng dengan beberapa agency besar di surabaya. Pada saat itu di ruang vitting room, setela usai menggelar show, saya berkumpul dengan beberapa model terkenal asal surabaya. Tanpa sengaja saya mendengar seorang moel sedang negosiasi di telpon soal harga, dan janjian mau ketemu dimana. Eh.. nggak lama muncul pria paruh baya. Kayak bapak bapak gitu deh. Nyamperin model, trus ngloyor deh….”

Begitulah pengalaman ivan, saat agency-nya mengglar how bareng denga sebuah gency ternama di surbaya
Memang, profesi sebagai penjaja esek- esek bisa terbungkus oleh apa saja. Bisa juga model atau profesi yang lainnya. Namun jika di telaah lebih dalam, akan muncul beribu pertanyaan, mengapa profesi yang akrab dengan kemewahan dan identik dengan cepat menghasilkan rupiah itu, juga sekaligus nyambi menjadi pekerja esek- esek.

Lensa bertemu dengan Sandra. Perempuan berusia 18 tahun dan kini berstatus sebagai mahasiswa semester 4 di salah satu universitas ternama di kota ini. Sandra, yang berasal dari pulau penghasil kasyu terbesar di indonesia ini telah 10 tahun menjadi model. Praktis dunia ini telah ia kenal sejak kanak- kanak.



Menjadi model plus- plus, memang satu hal yang masih baru baginya. Hal ini berawal ketika, ia mulai memasuki bangku kuliah dan mendapati pergaulan berbeda dari daerah asalnya. Pada awalnya sandra merasa gerah meceritakan pengalamnya menjadi model plus- plus, namun untuk anda teman lensa, sandra mau bercerita banyak tentang dunia model plus-plus yang ia jalani. Dan atas nama privasi kami samarkan indentitas sandra sesungguhnya.

“ saya gak da banyangan sebelumnya mbak…, tapi gimana ya.. sekarang.. mbak pikir deh, berapa banayk be ahidup dan perawatan tubuh, beli beli baju, ke salon yang mesti saya keluarin. Sedang gaji model sendiri gak cukup lah.. buat enuhin semua itu….”


Karena materi dan pupularitas, demikian alasan sandra ketika melakoni proesi ganda sebagai model plus- plus. Sudah tak perduli lagi memang dengan siapa yang menggunakan jasa, karena faktor uang di atas segalanya. Sandra akan dengan mudah mendapatkan apa yang ia inginkan, dengan rupiah ditangannya. Lalu gimana cara sandra mendapatkan pelanggan

“ kalau masalah pelanggan sih banyak mbak.., tapi saya biasanya pilih pilih…, kalau ganteng gak punya uang kelaut aja deh.., kalau kaya, bapak bapak dengan perut buncit.. enggak juga deh mbak.. saya ngeri.. target saya dalah om om kece. Setengah tuir juga gak papa yang penting duwitnya. Hahahaha...” lanjut sandra



Sebagai model plu- plus, tentu sandra tak sembarangan untuk memilih tempat kencan. Seolah sadar betul dengan status dan image yang ia pertaruhkan, sanra begitu hati – hati memilih tempat kencan yang sebisanya tak diketahui oleh teman- teman atau orang- orang yang mengenalnya. Dalam urusan bercinta, sandrapun harus siap dengan gaya seks yang terkadang membuatnya melakukan hal hal yang tak ia inginkan.

“ biasan ya sih di villa, atau di hotel yang terbilang save. Kalau urusan gaya bercinta… hahhahaha.. kadang saya eneg juga ngelayanin yag aneh aneh. Dah tua masih kayak orang muda ajaa..”

Dunia model yang tampak begitu glamour dan mensyraatkan kesempurnaan fisik, menjadi dambaan bagi setiap orang. Dan Dunia plus- plus memang selalu ada di antara kita. Tak hanya di dunia modeling saja pastinya. Mereka terus menggeliat sejalan dengan denyut moderenitas yang makin deras. Lepas dari itu, ada harapan postif karena Kota ini, menawarkan banyak ladang untuk lebih meningkatkan kualititas moel yang ada. Menjadi plus plus atau bukan, kebali pada pribadi masing masing,

No comments:

Post a Comment